Kegiatan ICDR di Yogyakarta
Kampanye-kampanye tentang hak-hak Disabilitas sebenarnya sudah sedari dulu secara konsisten terus disuarakan oleh berbagai organisasi dan komunitas yang peduli terhadap para Penyandang Disabilitas. Namun, tidak banyak instansi pemerintahan dan masyarakat umum yang mengindahkan kampanye-kampanye tersebut, karena masih memandang sebelah mata para Penyandang Disabilitas. Padahal, bila para Penyandang Disabilitas ini diberikan perhatian, diberikan wadah dan diberikan pembinaan yang baik dan tepat, niscaya mereka dapat menguasai beberapa soft skill dengan sangat baik dan kompeten. Sehingga, mampu memperoleh kemandirian secara ekonomi.
LPQI Nusa Tenggara Barat misalnya, merupakan lembaga yang diusung oleh masyarakat sipil peduli Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (PDSRW) agar mereka mendapatkan wadah dan mendapatkan hak-haknya dalam Pendidikan Agama Islam, khususnya Al-Qur’an. Dalam perkembangannya, LPQI Nusa Tenggara Barat terus memperluas jangkauan dan program-programnya, diantaranya;
1) penyediaan penerjemah bahasa isyarat dalam khutbah solat jum’at,
2) peyediaan penerjemah bahasa isyarat dalam kajian fiqih setiap malam jum’at, dan
3) pelatihan soft skill cukur rambut dan pengatur jalan di persimpangan.
Program-program tersebut merupakan beberapa bentuk usaha LPQI Nusa Tenggara Barat demi meningkatkan kualitas diri dan kualitas hidup para PDSRW agar memperoleh kemandirian ekonomi. Tentu, program-program LPQI Nusa Tenggara Barat di atas masih perlu perbaikan dan peningkatan agar para PDSRW, baik yang anak-anak maupun yang dewasa, terjamin haknya tidak hanya secara spritual, namun terjamin pula haknya dalam berdaya saing mendapatkan pekerjaan di Nusa Tenggara Barat. Dan dalam upaya peningkatan mutu belajar dan skill para PDSRW tersebut, LPQI Nusa Tenggara Barat membuka dukungan kemitraan yang seluas-luasnya dari berbagai pihak demi terjaminnya hak-hak para PDSRW.
